Subscribe Twitter Facebook

Saturday 1 January 2011

sahabat


Pergilah kau ke ujung dunia
tak kan ada teman yang mengerti dirimu selain aku
cobalah engkau menulis sebuah kata di dinding toko orang
tak kan ada yang bisa menghayati tulisanmu selain aku wahai sobat
dari hatiku yang paling dalam, mungkin kau tak mengerti sedalam diriku
tapi aku mencoba membawamu ke dasar lubuk hatiku

Meditasi Hati

Melayang kelangit ketujuh
Lewati cakrawala elok rupawan
Tata surya nan luas ku susuri semua
Tiada keegoisan yang kaku tertekuk
Hanya caravan Hindustan yang lewati tingkap langit dunia.
putar otak ini hingga bumi di atas,langit di bawah.
Hati jadi bercahaya hingga silau mata para pendosa.
Dari hati ini,lahirlah benih suci
yang bertumbuh hingga tinggi sekali.
Jalan menuju Roma sungguh luas
Tapi jalur sutra luas lebar membentang
Senyum sang siwa cerahkan lambung bumi.

Asa Dalam Nestapa

Dalam goresan nan kelam
Kuukir memori tawa
Canda ceria suka dan duka
Terekam dalam sinema
Nian beku dalam kalbu

Kala kutatap rupanya
Kala kugapai gerbangnya
Kala kurasakan dinginnya
Dan kala ku termangu
Disinilah jendela masa depanku

Nantikan aku


demi Tuhan sakit ini sangat sakit
ketika tergambar jelas yang nyata itu
omonganmu semu wahai perayu
telingaku sudah bersih dari kotoran-kotoran rayuanmu
mataku sudah tak tertutup dengan wajah naifmu
hatiku sudah mati akan cinta untukmu

tetapi semuanya belum berakhir
masih ada sisa sakit ini
masih ada yang ingin ku tunjukan pada pembual besar
agar kamu malu
agar kamu tak berani lagi memampang wajah tak berdosamu dihadapanku

aku bukan orang lugu
nantikan saja aku untukmu
dengan membawa rasa sakit aku
dengan sedikit cacian untukmu

sebuah kematian

fajar ini kematian itu datang
burung gagak menancap tiang batas
luruhkan bergulung-gulung rencana
bebaskan janji-janji yang ada

berpasang mata teteskan air mata
uapkan kebencian dan dendam
kibaskan kesalahan
hanya kebaikan sempat terenda

warna-warni bunga dianyam,dirangkai
menemani ke rumah peristirahatan raga
sedang sukama berlari temui pemiliknya
lepaskan semua harta dan dunia

saat sembab mulai menyempit
ada tawa hangat terurai,tersembunyi
terkendali

malam yang tak bisa ku mengerti

entah kenapa
rasanya susah untuk tertidur
dan susah rasanya
tuk ku lupakan mu

apalagi
ku punya salah
yang begitu banyak padamu

malam ini menjadi
malam yang tak dapat ku nikmati
dengan istirahat dan mimpi yang indah

tak biasa nya aku merasa begini
malam ini
adalah malam yang
tak dapat ku artikan dan ku pandang dengan layak nya

TENTANG PULANG

kemarin aku coba membeli sebuah pintu
di sebuah toko yang menjual barang-barang antik
siapa tahu bisa benar benar pulang ke masa lalu
siapa tahu memang itu jalan keluar dari hari ini
siapa tahu disanalah semestinya sebaik dan semestinya tempat aku berhenti

aku sungguh menaruh semuanya harapanku
pada pintu itu
semuanya yang kutabung atau lebih tepatnya kutahan
sehingga jadi fermentasi begini harapanku
memabukkan,melarikan sementara

tapi aku sebenarnya ingin selamanya
berada di rumah lagi
merentangkan kaki
melunasi rindu

aku sudah mendapatkan pintunya
membayarnya tunai
memasangnya di lapang luas

tapi tak bisa mengetuknya
berapapun genggamanku menyentuh bidangnya
sekuat apapun aku menggedornya
tiada suara

entah itu kau ketahui atau tidak

aku merasa pernah mendengar bahwa terdapat suatu peraturan
menghadapi pintu rumahmu
kalau memang kau yakin itu rumahmu

tidak ada mendobrak masuk
untuk pulang
sebesar apapun rindumu
semegah apapun letihmu

dan jangan mengetuk
sebab hanya yang merasa tamu yang mengetuk

TAK RELA

Pedih itu kembali ku raih
saat q mencoba menjadi apa yg kau minta

namun….

kau paksa aq tersenyam dlm pedih ini
kau paksa aq mengerti dngn apa yg trjadi

aq tak rela…
aq tak trima….
salahkah aq cemburu,
saat kau salah sebut namaku

 
Powered by Blogger