Dalam goresan nan kelam
Kuukir memori tawa
Canda ceria suka dan duka
Terekam dalam sinema
Nian beku dalam kalbu
Kala kutatap rupanya
Kala kugapai gerbangnya
Kala kurasakan dinginnya
Dan kala ku termangu
Disinilah jendela masa depanku
Dalam goresan nan kelam
Kuukir memori tawa
Canda ceria suka dan duka
Terekam dalam sinema
Nian beku dalam kalbu
Kala kutatap rupanya
Kala kugapai gerbangnya
Kala kurasakan dinginnya
Dan kala ku termangu
Disinilah jendela masa depanku
demi Tuhan sakit ini sangat sakit
ketika tergambar jelas yang nyata itu
omonganmu semu wahai perayu
telingaku sudah bersih dari kotoran-kotoran rayuanmu
mataku sudah tak tertutup dengan wajah naifmu
hatiku sudah mati akan cinta untukmu
tetapi semuanya belum berakhir
masih ada sisa sakit ini
masih ada yang ingin ku tunjukan pada pembual besar
agar kamu malu
agar kamu tak berani lagi memampang wajah tak berdosamu dihadapanku
aku bukan orang lugu
nantikan saja aku untukmu
dengan membawa rasa sakit aku
dengan sedikit cacian untukmu
fajar ini kematian itu datang
burung gagak menancap tiang batas
luruhkan bergulung-gulung rencana
bebaskan janji-janji yang ada
berpasang mata teteskan air mata
uapkan kebencian dan dendam
kibaskan kesalahan
hanya kebaikan sempat terenda
warna-warni bunga dianyam,dirangkai
menemani ke rumah peristirahatan raga
sedang sukama berlari temui pemiliknya
lepaskan semua harta dan dunia
saat sembab mulai menyempit
ada tawa hangat terurai,tersembunyi
terkendali
entah kenapa
rasanya susah untuk tertidur
dan susah rasanya
tuk ku lupakan mu
apalagi
ku punya salah
yang begitu banyak padamu
malam ini menjadi
malam yang tak dapat ku nikmati
dengan istirahat dan mimpi yang indah
tak biasa nya aku merasa begini
malam ini
adalah malam yang
tak dapat ku artikan dan ku pandang dengan layak nya
kemarin aku coba membeli sebuah pintu
di sebuah toko yang menjual barang-barang antik
siapa tahu bisa benar benar pulang ke masa lalu
siapa tahu memang itu jalan keluar dari hari ini
siapa tahu disanalah semestinya sebaik dan semestinya tempat aku berhenti
aku sungguh menaruh semuanya harapanku
pada pintu itu
semuanya yang kutabung atau lebih tepatnya kutahan
sehingga jadi fermentasi begini harapanku
memabukkan,melarikan sementara
tapi aku sebenarnya ingin selamanya
berada di rumah lagi
merentangkan kaki
melunasi rindu
aku sudah mendapatkan pintunya
membayarnya tunai
memasangnya di lapang luas
tapi tak bisa mengetuknya
berapapun genggamanku menyentuh bidangnya
sekuat apapun aku menggedornya
tiada suara
entah itu kau ketahui atau tidak
aku merasa pernah mendengar bahwa terdapat suatu peraturan
menghadapi pintu rumahmu
kalau memang kau yakin itu rumahmu
tidak ada mendobrak masuk
untuk pulang
sebesar apapun rindumu
semegah apapun letihmu
dan jangan mengetuk
sebab hanya yang merasa tamu yang mengetuk
Pedih itu kembali ku raih
saat q mencoba menjadi apa yg kau minta
namun….
kau paksa aq tersenyam dlm pedih ini
kau paksa aq mengerti dngn apa yg trjadi
aq tak rela…
aq tak trima….
salahkah aq cemburu,
saat kau salah sebut namaku