Subscribe Twitter Facebook

Tuesday, 28 July 2009

BENCANA




‘Pabila umat tinggalkan seruan para ulama
‘Pabila umat acuhkan segala fatwa fuqaha
‘Pabila umat tinggalkan seruan para ulama
‘Pabila umat acuhkan segala fatwa fuqaha

Hadits Nabi mengatakan alamat tiga bencana
Yang kelak Allah timpakan pada umat manusia

Tiada keberkahan di dalam kehidupan
(Tiada keberkahan di dalam kehidupan)
Bagai dalam cengkeraman raja yang kehausan
(Bagai dalam cengkeraman raja yang kehausan)
Kala tinggalkan dunia dengan tiada iman

Ulama bagai pewaris, pewaris para anbiya
Berdalil Quran dan Hadits, berpegang teguh aqidah
Ulama bagai pewaris, pewaris para anbiya
Berdalil Quran dan Hadits, berpegang teguh aqidah

Membina umat yang sesat pada jalan selamat
Mengajak insan bertobat, memohon agar rahmat

Menyeru kebajikan, mencegah kemungkaran
(Menyeru kebajikan, mencegah kemungkaran)
Menyeru persatuan, mencegah kemungkaran
(Menyeru persatuan, mencegah kemungkaran)
Mengharap ridla Ilahi, Allah Khaliqul Bari





KAWAH GUNUNG SELAMET JAWA TENGAH

gunung slamet


Gunung Slamet (3.432 meter) adalah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini berada di antara perbatasan Kabupaten Pemalang, Brebes, Tegal, Purbalingga, dan Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa. Terdapat empat kawah di puncaknya yang semuanya aktif.



Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang menjadi tujuan ekspedisi para pendaki, baik dari wilayah setempat maupun wilayah lainnya. Gunung ini mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Dalam buku yang berjudul "Three Old Sundanese Poems", terbitan KITLV Leiden tahun 2006, J. Noorduyn menyebutkan bahwa nama "Slamet" adalah relatif baru yaitu setelah masuknya Islam ke Jawa. Dengan merujuk kepada naskah kuno Sunda Bujangga Manik, Noorduyn menuliskan bahwa nama lama dari gunung ini adalah Gunung Agung.



Aktivitas terakhir adalah pada bulan April 2009 dan sampai saat ini masih terus mengeluarkan batuan pijar dan hujan abu. Berdasarkan sejarah Gunung Slamet, kegiatan yang mulai terjadi 21 April lalu dapat saja menjadi siklus 20 tahun gunung itu kembali melontarkan letusannya. Selain tahun 1988, gunung api aktif tipe A tersebut juga sempat bergolak pada Juni, Juli, Agustus 1969, kemudian letusan abu dan lava terjadi pada Juli, Agustus, dan Oktober 1953, dan kondisi serupa juga berlangsung pada 1 Juli dan 12 September 1932 berupa letusan sejenis. Berdasarkan sejarahnya, letusan Gunung Slamet tercatat tidak memakan adanya korban jiwa.


Jalur Pendakian



Jalur pendakian standar adalah dari Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Jalur populer lain adalah dari Baturraden, Kali Wadas dan Gajah Nguling (Gunung Sari)



Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.



Tetapi Jika anda melewati jalur bambangan, mungkin masalah air tidak terlalu sulit. Memang para pendaki harus banyak membawa air dari bawah, tetapi sesampainya di pos v atau tepatnya di pos Samhyang rangkah akan terdapat sungai kecil yang letaknya tepat berada di bawah pos v.



Selain rute bambangan,ada pula rute pendakian melewati Dukuh liwung Desa Kedawung Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal. Dari pos 1 sampai pos 5 yaitu puncak, membutuhkan waktu sekitar 8jam.Rute ini akhirnya akan bertemu dengan rute pendakian yang dari arah Gajah Nguling, Dan ada mata air di pos 3 atau di Pondok Pakis.



Atau bisa juga melakukan pendakian melalui obyek wisata permandian air panas Guci, rute pendakian melalui guci masih sangat terjal. namun pemandangan di sepanjang rute ini lebih istimewa dibandingkan dengan rute mana pun. Pemandangan alam di rute guci masih sangat alami dan masih sangat liar, berkesan jauh dari peradaban manusia. kedua rute ini dapat ditempuh melewati kota Tegal lalu ke selatan menuju kota Slawi, melewati Lebaksiu, Yomani dan mulai memasuki dataran tinggi Tuwel.



Pendakian lewat jalur Gajah Nguling bisa menjadi alternatif, walaupun tidak sepopuler jalur Bambangan dan Baturaden. Namun justru di jalur ini kita bisa mendaki sekaligus menikmati suasana alam gunung Slamet yang masih asli, tanpa banyak polusi dan sampah dari para pendaki lain. Dan kalau diantara sobat ada yang ingin mencoba jalur ini, sebaiknya melapor dulu ke Juru Kunci biar tidak tersesat. Karena di jalur ini terkenal cukup rawan dengan jalur pendakiaannya yang hanya jalan setapak, itupun tertutup lebatnya belukar dan rerumputan yang menutupi jalan, sehingga kalau tidak betul-betul mengenal medan, akan berakibat fatal. Karena sepanjang perjalanan dari Pos Pondok Pakis ke Pos Pondok Gua akan banyak dijumpai jurang yang tertutup lebatnya dadaunan di kanan kiri perjalanan. Jarak tempuh pendakian sampai puncak selisih 2-3 jam dibanding denganjalur pendakian Bambangan, ini di karenakan jalurnya yang memutar namun cukup landai tidak seperti jalur pendakian Bambangan.



Untuk Peta Gunung Slamet silahkan download di sini dan rute pendakiannya di sini

0 comments:

 
Powered by Blogger