Subscribe Twitter Facebook

Wednesday 17 September 2008

Cuma Tujuh di Seluruh Dunia!

Cuma Tujuh di Seluruh Dunia!



Jakarta - Ada berapa banyak masjid yang berkubah emas di seluruh dunia ini? Ternyata tak banyak, hanya ada 7 masjid. Salah satunya ada di Indonesia, dialah Masjid Dian Al Mahri yang ada di Depok.

Berikut daftar 7 Masjid Berkubah Emas

1. Masjid Qubbah As Sahkrah (Dome of the Rock)
Abdul Malik bin Marwan mulai membangun masjid ini pada tahun 690 M di Jerusalem, Palestina. Setahun kemudian masjid ini rampung. Banyak orang yang meyakini, inilah yang dimaksud sebagai Masjid Al Aqsa dalam kisah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.

2. Masjid Al Askari Iraq
Masjid ini terletak di Kota Sammara, sekitar 125 km dari kota Baghdad, Irak. Masjid ini didirikan oleh pengikut Shiah dan termasuk masjid kuno karena didirikan pada tahun 994 M. Mulanya tak berkubah emas, namun kemudian oleh pengikut Shiah pada tahun 1905 kubahnya direnovasi menjadi kubah emas. Sayang Februari 2006 dan Juni 2007, kubahnya runtuh oleh serangan teroris.

3. Masjid Suneri, Lahore
Masjid Suneri memiliki 3 kubah emas. Satu kubah utama, 2 lainnya di sisi kanan dan kiri. Masjid ini didirikan oleh Nawab Syed Bhikari Khan, anak Wakil Gubernur Lahore pada tahun 1753 M.

4. Masjid Sultan Singapura
Tahun 1928, begitu mendapat uang dari Kongsi Dagang Inggris sebanyak SGD 3000, Sultan Singapura langsung merenovasi sebuah masjid yang ada di kawasan Little India. Perubahan antara lain juga dengan mengganti kubah lama dengan kubah emas. Masjid ini segera menjadi masjid terbesar di Singapura, dari sekitar 80-an masjid yang ada.

5. Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin Brunei
Brunei memiliki 2 masjid yang berkubah emas. Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin adalah yang didirikan pertama kali. Mulai digunakan tahun 1958, masjid ini terletak di tengah danau buatan yang bersih. Kubahnya terbuat dari emas 24 karat. Biaya pembangunannya menghabiskan USD 5 juta. Pada zamannya, Masjid Sultan Omar Ali diperhitungkan sebagai salah satu bangunan terindah di dunia.

6. Masjid Jami Bandar Seri Begawan, Brunei
Masjid ini dibangun pada tahun 1988, namun baru dibuka untuk umum pada tahun 1994. Saat pembangunannya dimaksudkan sebagai perayaan 25 tahun kekuasaan Sultan Hasanal Bolkiah. Kubahnya terbuat dari emas dengan langit-langit atap berwarna biru laut.

7. Masjid Dian Al Mahri Depok, Indonesia

Keluarga Dian Djurian Maimun Al Rasyid memulai pembangunan masjid yang terletak di Meruyung, Depok ini pada tahun 1996. Lokasinya meliputi lahan seluas 100 hektar, namun yang dipergunakan sebagai areal masjid hanya 8.000 meter persegi. Sepuluh tahun kemudian, masjid ini baru dibuka untuk umum. Ada 5 kubah yang terbuat dari emas, dengan kubah utama berukuran diameter 16 meter dan tinggi 25 meter.
Akhir-akhir ini di Thn 2008 perekonomian semakin kacau saja
dari masalah BBM misalnya,harga2 menjadi naik semua,bensin naik,begitu juga inyak tanah yang-
harganya sangat mahal,sehingga rakyat kecil tidak mampu membelinya,sudah harganya mahal barangnya kosong.
mau tidak mau masarakat harus pindah dari minyak tanah ke Gas.
sebagian ada yang makai Gas tapi alangkah ironisnya Gas ternyata susah didapat.
mau jadi apa bangsa kita ini kalo pemerintahnya hanya mementingkan wetenge dewek
yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin dan tertindas pula.
sebenarnya JKL itu jadi wapres itu mau memakmurkan rakyatnya atau memakmurkan dirinya sendiri??????????????jJKL bedebah

Tuesday 16 September 2008

Alangkah menderitanya penduduk Neraka
merekaberteman dengan bara api
siksaan demi siksaan mereka jalani
tidak seorangpun bisa menolongnya
mereka dicambuk dan didera
mereka menjadi hancur berkeping-keping dan dijadikannya mereka kembali seperti semula
alangkah menderitanya,deritanya tidak berkesudahan
karena mereka disana kekal abadi selamanya
saya pribadi heran dengan orang-orang disekelilingku, contohnya di bulan ramadhan ini.
orang disekelilingku itu pada melakukan ibadah puasa,menahan lapar dan dahaga.
tapi anehnya mereka tidak melakukan sholat lima waktu.
menurutku apa untungnya berlapar-lapar puasa tapi ibadah wajib mereka tinggalkan
sedangkan ibadah yang paling utama ialah ibadah sholat lima waktu.
memang dua-duanya wajib antara ibadah puasa dengan ibadah sholat lima waktu.
tapi kalo melakukan ibadah puasa tapi tidak di barengi dengan ibadah sholat lima waktu menurutku percuma,
karena ibadah yang utama adalah sholat lima waktu,kalo sholat kita diterima maka ibadah yang lainnya akan diterima pula.
mungkin prinsip mereka adalah daripada tidak melakukan mendingan melakukan

Monday 15 September 2008

TIRAI TUHAN

Bila di balik Tirai itu
Ada sebuah kisah yang mana hanya
ada satu keajaiban .
Yang terlukis seperti bayang-bayang fatamorgana
Semu.... Kemudian datang lagi bila esok tiba
Dan semua itu akan slalu terselip dan
Menjadikan sebuah rahasia dan tak pernah ada
yang tahu. Hanya aku dan Engkau..

*** SIBUK BERCINTA ***

AHLI SURGA ITU
AKAN MENGALAMI MASA
DIMANA MEREKA SANGAT SIBUK BERCINTA
MENCUMBUI RIBUAN BIDADARI PERAWAN YANG SELALU PERAWAN LAGI,
SETIAP HARI,

ENAK BANGET YAH,... .. .

Cinta Sepotong Mimpi

Dapatkah seseorang mencinta hanya karena sepotong mimpi? Mustahil. Namun, adikku semata wayang mengalaminya – setidaknya itu yang diakuinya.

Gadis yang dicintainya adalah Lala, adik sepupunya sendiri. Wajar, bukan? Bahkan, menjadi halal saat kedua orang tuaku kemudian berpikir untuk meminangnya.

Semua berawal dari penuturan Jamal. Ia bilang, ia memimpikan Lala sebagai gadis yang diperkenalkan Ibu kepadanya sebagai calon istrinya.

“Kami sudah saling mengenal, Bu,” kata Jamal dalam mimpi itu dengan malu-malu. Gadis itu pun mengangguk dengan senyum malu-malu pula.

Sebenarnya Jamal tidak terlalu meyakini gadis itu adalah Lala. Wajahnya samar terlihat. Namun, Jamal merasakan aura gadis itu cukuplah ia kenal. Hebatnya, ini diperkuat oleh ayah kami. Di malam yang sama, beliau bermimpi tentang Jamal yang duduk di kursi pelaminan bersama Lala! Apakah ini pertanda? Entah. Hanya saja, sejak itu aku merasakan pandangan Jamal terhadap Lala berubah.

Mereka sebenarnya teman bermain di waktu kecil, namun tak pernah bertemu lagi sejak remaja. Keluarga Lala tinggal jauh di Surabaya, sementara kami di Jakarta. Kami jarang berkumpul, bahkan saat lebaran, sehingga kenangan yang dimiliki Jamal tentang Lala adalah kenangan di masa kecil dulu sebagai abang yang kasih kepada adiknya. Kasih dimana sama sekali tak terpikirkan untuk memandang Lala sebagai gadis yang pantas dicintai, bahkan halal dinikahi. Namun, mimpi itu mampu menyulap semuanya menjadi…cinta (?).

Mari katakan aku terlalu cepat menyimpulkan sebagai cinta. Barangkali saja itu hanya pelangi yang tak kunjung sirna mengusik relung hati adikku. Pelangi yang mampu merubahnya menjadi sok melankolis hingga membuat kami sekeluarga khawatir melihat ia kerap termenung menatap kejauhan, untuk kemudian mendesah perlahan.

Ketika Derita Mengabadikan Cinta

“Kini tiba saatnya kita semua mendengarkan nasihat pernikahan untuk kedua mempelai yang akan disampaikan oleh yang terhormat Prof. Dr. Mamduh Hasan Al-Ganzouri. Beliau adalah Ketua Ikatan Dokter Kairo dan Direktur Rumah Sakit Qashrul Aini, seorang pakar syaraf terkemuka di Timur Tengah, yang tak lain adalah juga dosen kedua mempelai. Kepada Professor dipersilahkan. …”

Suara pembawa acara walimatul urs itu menggema di seluruh ruangan resepsi pernikahan nan mewah di Hotel Hilton Ramses yang terletak di tepi sungai Nil, Kairo.

Seluruh hadirin menanti dengan penasaran, apa kiranya yang akan disampaikan pakar syaraf jebolan London itu. Hati mereka menanti-nanti mungkin akan ada kejutan baru mengenai hubungan pernikahan dengan kesehatan syaraf dari professor yang murah senyum dan sering nongol di televisi itu.

Sejurus kemudian, seorang laki-laki separuh baya berambut putih melangkah menuju podium. Langkahnya tegap. Air muka di wajahnya memancarkan wibawa. Kepalanya yang sedikit botak, meyakinkan bahwa ia memang seorang ilmuan berbobot. Sorot matanya yang tajam dan kuat, mengisyaratkan pribadi yang tegas. Begitu sampai di podium, kamera video dan lampu sorot langsung shoot ke arahnya. Sesaat sebelum bicara, seperti biasa, ia sentuh gagang kacamatanya, lalu…

Bismillah, alhamdulillah, washalatu was salamu’ala Rasulillah, amma ba’du. Sebelumnya saya mohon ma’af , saya tidak bisa memberi nasihat lazimnya para ulama, para mubhaligh dan para ustadz. Namun pada kesempatan kali ini perkenankan saya bercerita…

Cerita yang hendak saya sampaikan kali ini bukan fiktif belaka dan bukan cerita biasa. Tetapi sebuah pengalaman hidup yang tak ternilai harganya, yang telah saya kecap dengan segenap jasad dan jiwa saya. Harapan saya, mempelai berdua dan hadirin sekalian yang dimuliakan Allah bisa mengambil hikmah dan pelajaran yang dikandungnya. Ambilah mutiaranya dan buanglah lumpurnya.

Saya berharap kisah nyata saya ini bisa melunakkan hati yang keras, melukiskan nuansa-nuansa cinta dalam kedamaian, serta menghadirkan kesetiaan pada segenap hati yang menangkapnya.

 
Powered by Blogger